Manila, Betangnews.com â Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengerahkan sistem rudal jarak menengah Typhon di Filipina, sebuah langkah strategis yang dianggap penting dalam kerja sama militer kedua negara. Sistem rudal ini memungkinkan latihan gabungan yang direncanakan pada bulan April mendatang, sekaligus mempersiapkan potensi penggunaan persenjataan berat di kawasan Asia-Pasifik.
Sistem Typhon dilengkapi dengan Rudal Standar-6 (SM-6) dan Rudal Serang Darat Tomahawk, yang dirancang untuk melindungi wilayah dari ancaman militer. Menurut Mayor Jenderal Marcus Evans, keberadaan rudal ini memberi kesempatan bagi kedua negara untuk berlatih di lingkungan unik Filipina dan meningkatkan kemampuan pertahanan bersama.
Keputusan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan dengan China terkait sengketa di Laut China Selatan. Pemerintah Filipina bahkan mengisyaratkan keinginan untuk mempertahankan rudal tersebut di wilayahnya tanpa batas waktu, meski ditentang oleh China. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyebut langkah AS ini dapat merusak perdamaian kawasan dan meningkatkan ketegangan geopolitik.
Kerja sama militer AS-Filipina ini berlandaskan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) yang ditandatangani pada 2014. Melalui perjanjian ini, pasukan AS memiliki akses rotasi ke pangkalan militer di Filipina untuk meningkatkan kesiapan tempur.
Latihan militer gabungan seperti Salaknib direncanakan semakin kompleks tahun depan, dengan menampilkan teknologi canggih dari AS. Langkah ini dipandang sebagai respons langsung terhadap meningkatnya tekanan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, yang kini menjadi salah satu fokus strategis AS.
