Betangnews.com, Nanga Bulik – Pemerintah Kabupaten Lamandau di bawah kepemimpinan Bupati Rizky Aditya Putra menunjukkan keseriusannya dalam menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dalam inspeksi mendadak di SDN 1 Purwareja, Kecamatan Sematu Jaya, Bupati Rizky memastikan pelaksanaan program berjalan lancar dan sesuai tujuan meningkatkan gizi anak-anak sejak usia dini.
Komitmen Tingkatkan Kualitas SDM Sejak Dini
Bupati Rizky menegaskan, program MBG merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, pemenuhan gizi yang seimbang memiliki dampak besar terhadap tumbuh kembang anak, sekaligus menjadi investasi jangka panjang bagi kemajuan Lamandau.
“Alhamdulillah, Kabupaten Lamandau telah memulai program Makan Bergizi Gratis. Pelaksanaan di SDN 1 Purwareja ini adalah langkah awal yang baik,” ujar Rizky Aditya Putra, dikutip dari ProKalteng.co.
Pada tahap awal, program MBG di SDN 1 Purwareja menyediakan 1.049 porsi makanan bergizi. Rizky menargetkan angka tersebut akan terus meningkat hingga mencapai lebih dari 3.000 porsi di masa mendatang. Pemerintah juga menyiapkan kolaborasi dengan program pasar penyeimbang untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan dan memastikan kualitas bahan makanan yang digunakan tetap terbaik.
Evaluasi dan Pengembangan Dapur MBG di 2026
Selain itu, Pemkab Lamandau berencana menambah jumlah dapur MBG menjadi enam unit di seluruh wilayah pada tahun 2026. Langkah ini menjadi bentuk nyata komitmen daerah untuk memperluas jangkauan manfaat program hingga ke seluruh kecamatan.
“Program ini bukan hanya tentang makan bergizi, tapi juga tentang masa depan anak-anak Lamandau. Dengan gizi yang baik, mereka akan lebih sehat, semangat, dan siap bersaing,” ungkap Rizky.
Sinergi Pemerintah dan Pasar Penyeimbang
Pemerintah Kabupaten Lamandau menegaskan akan terus melakukan evaluasi dan pengembangan secara berkala agar program MBG benar-benar memberikan hasil optimal bagi masyarakat. Dengan dukungan lintas sektor dan sinergi bersama pasar penyeimbang, program ini diharapkan menjadi contoh keberhasilan pengentasan masalah gizi di Kalimantan Tengah.
(Ptr/betangnews.com)



