Betangnews.com, Palangka Raya — Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Bambang Irawan, melaporkan temuan mengejutkan setelah mengunjungi delapan titik di wilayah Hulu Kapuas, khususnya Kecamatan Mandau Talawang dan Kapuas Hulu. Dalam masa reses tersebut, ia mendapati bahwa akses jalan, listrik, dan komunikasi masih menjadi persoalan yang belum tersentuh penyelesaian. Bambang menyebut kondisi keterisolasian ini semakin menekan kehidupan masyarakat pedalaman.
Menurutnya, kerusakan infrastruktur jalan antar desa hingga penghubung kecamatan menjadi keluhan paling mendesak. Banyak ruas tak lagi bisa dilalui kendaraan, sehingga warga terpaksa bergantung pada jalur sungai yang biayanya jauh lebih mahal. Situasi itu membuat arus ekonomi lokal terhambat dan harga kebutuhan pokok melonjak di tingkat masyarakat.
Bambang juga menyoroti ketiadaan akses listrik yang merata. Ia menjelaskan bahwa meskipun ibu kota Kecamatan Mandau Talawang segera menikmati listrik PLN, sembilan hingga sepuluh desa di sekitarnya masih gelap total. Program PLTS dan TCU dari APDAL belum efektif karena hanya menjangkau sebagian rumah dan tidak beroperasi stabil.
Komunikasi Terbatas, Informasi Terhenti
Selain jalan dan listrik, akses jaringan komunikasi menjadi masalah krusial lainnya. Meski teknologi seperti Starlink sudah tersedia, masyarakat belum mampu memanfaatkannya secara optimal karena keterbatasan daya listrik dan sarana pendukung. Akibatnya, warga masih menghadapi kesulitan berkomunikasi dengan dunia luar dan tertinggal dalam akses informasi.
Bambang menegaskan bahwa hambatan ini bukan sekadar tantangan teknis, tetapi sudah menghambat pelaksanaan program strategis pemerintah pusat. Ia memberi contoh bahwa program ketahanan pangan seperti cetak sawah tidak berjalan karena akses menuju lahan pertanian tidak memungkinkan. Begitu pula distribusi hasil panen yang sering kali tertunda akibat kondisi geografis ekstrem, terutama saat banjir atau sungai surut.
Ekonomi Lokal Terhenti
Dampak keterbatasan infrastruktur juga menghantam geliat UMKM desa. Banyak warga yang menjalankan usaha kecil seperti membuat kue, kerajinan tangan, atau menjahit, namun hanya bisa memasarkan produk di sekitar desa. Padahal, menurut Bambang, ekonomi lokal bisa berkembang lebih besar jika akses jalan dan listrik diperbaiki secara menyeluruh.
Ia mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten menyusun strategi pembangunan berbasis pemerataan wilayah agar masyarakat Hulu Kapuas tidak semakin tertinggal. Bambang berharap ada perhatian serius agar kesenjangan antara hulu dan hilir dapat dipersempit melalui pemenuhan akses dasar yang layak.
(Ptr/betangnews.com)



