Betangnews.com, Jakarta – Indonesia saat ini memiliki potensi besar di pasar karbon internasional dengan menawarkan hingga 577 juta ton kredit karbon. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Delegasi Indonesia untuk COP 29, Hashim Djojohadikusumo. Sebagian besar kredit karbon tersebut telah melalui proses verifikasi dan siap dipasarkan secara global.
Pemerintah Norwegia telah membeli 30 juta ton dari total 577 juta ton yang ditawarkan, sementara pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), yang mencakup Abu Dhabi dan Dubai, menunjukkan minat besar dengan rencana membeli sekitar 287 juta ton karbon. Hashim menyatakan bahwa langkah ini tidak hanya penting dalam mitigasi perubahan iklim, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan negara yang signifikan.
Dalam beberapa bulan mendatang, Indonesia diperkirakan akan mendapatkan tambahan 600 juta ton kredit karbon, yang semakin memperkuat potensi pendapatan negara. Hashim juga menyebutkan bahwa jika harga per ton karbon dihargai minimal US$ 10, Indonesia bisa meraup lebih dari US$ 10 miliar pada tahun depan dari penjualan kredit karbon.