Betangnews.com, Palangka Raya — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah pemerintah daerah menilai kebijakan ini mampu memperbaiki kualitas sumber daya manusia sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Pandangan tersebut muncul dalam Diskusi Mekanisme Pemantauan Kebijakan Program MBG yang berlangsung di Neo Palma Hotel, Palangka Raya, Senin (17/11/2025).
Dukungan Daerah untuk Agenda Nasional
Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kalteng, Herson B. Aden, menegaskan bahwa kontribusi daerah menjadi kunci dalam mendukung target pemerintah pusat mencapai pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen pada 2029. Ia menyebut peningkatan kualitas pangan di sekolah dapat membentuk SDM unggul yang berperan besar dalam pencapaian agenda Indonesia Emas 2045.
Tantangan Berat di Lapangan
Herson mengungkapkan bahwa tantangan geografis masih menjadi hambatan utama pelaksanaan Program MBG. Ia menjelaskan bahwa distribusi pangan ke sekolah terpencil tidak selalu mudah karena sejumlah wilayah masih mengandalkan akses sungai, jalan tanah, dan jalur yang sangat tergantung cuaca. Selain itu, keterbatasan jaringan komunikasi turut memperlambat proses pelaporan dan pemantauan program secara real time.
Strategi Penguatan Implementasi Program
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemprov Kalteng menempatkan MBG sebagai prioritas dalam RPJMD dan RKPD. Pemerintah daerah juga memperkuat koordinasi lintas OPD seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, hingga Dinas Ketahanan Pangan. Upaya ini terintegrasi dengan pengembangan rantai pasok lokal yang melibatkan petani, UMKM, koperasi, dan BUMDes sebagai pemasok bahan pangan.
Solusi Teknis untuk Wilayah Terpencil
Pemprov menyiapkan langkah teknis yang lebih operasional, mulai dari pembentukan hub distribusi komoditas, pemberdayaan koperasi desa, hingga penggunaan moda transportasi yang sesuai kondisi lapangan seperti perahu motor, kendaraan roda tiga, dan cold box portabel. Pemerintah juga meningkatkan pemetaan digital agar distribusi pangan di sekolah terpencil lebih terencana dan efisien.
Dampak Ekonomi dan Harapan Program
Herson mengaku optimis bahwa MBG dapat menjadi pengungkit ekonomi daerah. Ia menilai kebutuhan pangan sekolah yang konsisten mampu membuka pasar lebih luas bagi petani dan UMKM, termasuk menciptakan peluang kerja di sektor pengolahan dan distribusi pangan. Ia berharap uji petik yang dilakukan mampu menghasilkan instrumen pemantauan yang lebih komprehensif demi keberlanjutan program.
(Ptr/betangnews.com)



