Betangnews.com, Palangka Raya – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalimantan Tengah (Kalteng) akan menggelar musyawarah daerah (musda) pada bulan Maret mendatang. Kepemimpinan HM Ruslan selama dua periode terakhir menjadi sorotan, terutama dengan munculnya figur-figur muda yang berpotensi untuk memimpin partai berlambang pohon beringin ini.
Pengamat politik dari Universitas Palangka Raya, Ricky Zulfauzan, menilai bahwa raihan suara Golkar Kalteng dalam pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024 terbilang stagnan. Meskipun jumlah kursi legislatif provinsi meningkat dari 7 menjadi 8 kursi, pencapaian tersebut tidak cukup untuk menunjukkan kemajuan signifikan. Ricky juga mencatat bahwa Golkar berhasil mendorong 7 kadernya untuk memenangkan pilkada di beberapa daerah, termasuk Kota Palangka Raya dan Barito Selatan, meskipun beberapa hasil masih dalam proses sengketa di Mahkamah Konstitusi.
Ricky menekankan bahwa stagnasi ini menunjukkan bahwa mesin partai tidak berfungsi secara optimal. Kegagalan Golkar dalam memenangkan pasangan calon gubernur Abdul Razak-Sri Suwanto (ASRI) menjadi salah satu bukti nyata. Perolehan suara ASRI bahkan lebih rendah dibandingkan dengan hasil pemilihan legislatif. Menurut Ricky, evaluasi mendalam diperlukan agar Golkar dapat memaksimalkan potensi suara pemilih, terutama di kalangan pemilih muda dan generasi Z.
Dengan HM Ruslan yang sudah menjabat selama dua periode, Ricky berpendapat bahwa kepemimpinan saat ini sudah berada di titik jenuh. Ia menyarankan agar partai memilih calon ketua yang lebih muda dan energik, seperti Fairid Naparin, Edy Pratowo, dan Eddy Raya Samsuri, yang dinilai lebih memahami dunia anak muda. Ricky percaya bahwa calon ketua baru harus fokus pada strategi untuk memenangkan lebih banyak kursi di DPR dan DPRD, serta meningkatkan jumlah kemenangan dalam pilkada mendatang.
(mitra/betangnews.com)