Betangnews.com, Kyiv – Ketegangan di garis depan perang Ukraina-Rusia semakin memuncak. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa Rusia telah mengerahkan sekitar 50.000 tentara ke wilayah Kursk, yang kini menjadi salah satu titik pertempuran sengit dalam perang yang berlangsung lebih dari dua tahun. Dalam sebuah unggahan di Telegram pada Selasa (12/11/2024), Zelensky mengonfirmasi bahwa pasukan Ukraina terus berjuang melawan kelompok musuh yang besar tersebut di wilayah selatan Rusia.
“Kami berhasil menahan sekitar 50.000 tentara Rusia yang berada di Kursk,” kata Zelensky, setelah menerima pengarahan dari Panglima Militer Jenderal Oleksandr Syrskyi. Penempatan besar-besaran pasukan Rusia di Kursk merupakan respons atas serangan besar Ukraina ke wilayah tersebut pada Agustus 2024, yang mengejutkan banyak pihak, termasuk sekutu-sekutu Ukraina.
Serangan Ukraina ke Kursk: Menciptakan Zona Penyangga Pada Agustus lalu, Ukraina melancarkan serangan besar ke Kursk, sebuah langkah yang dianggap sebagai invasi darat pertama terhadap Rusia sejak Perang Dunia II. Langkah tersebut bertujuan untuk menciptakan “zona penyangga” bagi Ukraina dan mencegah potensi serangan lintas batas Rusia di masa depan. Pasukan Ukraina berhasil maju ke wilayah Rusia dan sejak itu berhasil mempertahankan kendali atas ratusan mil persegi.
Namun, meskipun Ukraina berhasil menahan sebagian besar wilayah, Rusia telah merebut kembali beberapa pemukiman dan garis kendali di kawasan tersebut hampir tidak berubah dalam beberapa bulan terakhir.
Pasukan Korea Utara Terlibat dalam Perang Ketegangan semakin meningkat dengan kabar bahwa pasukan Korea Utara kini turut terlibat dalam konflik. Menurut laporan dari pejabat AS, pasukan Korea Utara yang baru saja tiba di Rusia dilaporkan sudah ikut serta dalam operasi tempur langsung di Kursk. Presiden Zelensky juga menambahkan bahwa pasukan Korea Utara terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Ukraina di beberapa lokasi pertempuran, termasuk di wilayah Belgorod dan di daerah-daerah yang diduduki Rusia di Ukraina.
Seiring dengan laporan mengenai keterlibatan pasukan Korea Utara, Rusia dan Korea Utara telah semakin mempererat hubungan mereka sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022. Kedua negara baru-baru ini menandatangani perjanjian pertahanan bersama, yang kemudian diratifikasi menjadi undang-undang di kedua negara.
Potensi Serangan Besar dari Rusia Pejabat AS juga memperingatkan bahwa Rusia tengah mempersiapkan serangan besar terhadap posisi pasukan Ukraina di Kursk. Informasi yang diterima menyebutkan bahwa serangan ini diperkirakan akan dilancarkan dalam beberapa hari mendatang. Sementara itu, Moskow juga telah meluncurkan gelombang serangan pesawat nirawak jarak jauh hampir setiap hari, dan Ukraina membalas dengan serangan pesawat nirawak ke wilayah Ibu Kota Rusia pada akhir pekan lalu.
Strategi Jangka Panjang dan Ketegangan yang Terus Memuncak Di tengah pertempuran yang semakin sengit, Ukraina juga menghadapi tantangan besar dari serangan udara Rusia dan kemajuan pasukan Rusia di beberapa lokasi. Negara ini kini berusaha untuk menilai dampak dari hasil pemilihan umum di AS, yang mungkin berpengaruh pada arah kebijakan luar negeri, terutama terkait dengan dukungan terhadap Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Presiden Donald Trump, yang baru saja memenangkan pemilu di AS, sebelumnya menyatakan bahwa dia bisa mengakhiri perang ini dalam waktu 24 jam, namun ketegangan di lapangan tetap menunjukkan bahwa pertempuran ini belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Kesimpulan: Situasi di Kursk dan garis depan lainnya terus berkembang dengan pesat. Dengan pasukan yang semakin banyak terlibat dan serangan yang terus meningkat, perang Rusia-Ukraina diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang. Para analis dan pemimpin dunia akan terus memantau perkembangan ini, dengan harapan agar dapat menemukan jalan keluar bagi konflik yang sudah begitu mematikan ini.